Nov 29, 2018

Kaya Raya Lewat Pesugihan

Pesugihan bersasal dari bahasa Jawa banyak yang bilang Pesugihan adalah suatu cara untuk memperoleh kekayaan secara instan tanpa harus bekerja keras layaknya orang bekerja pada umumnya. Namun pada kenyataannya tidak seperti itu Pesugihan hanyalah alat bantu mempermudah proses menuju kekayaan faktanya orang yang ikut pesugihan haruslah tetap berkerja walaupun memang tidak seberat orang pada umumnya yang tidak ikut pesugihan jadi tidak instan. Orang yang ikut Ritual Pesugihan pun haruslah mempunyai pekerjaan, bisnis, usaha sebagai pintu rejekinya.

Pesugihan yang paling terkenal adalah Pesugihan di Gunung Kawi sebagai contoh kasus cerita tentang Ong Hok Liong yang berhasil dengan usaha Rokok Bentoel merintis pabriknya rokoknya, ternyata hidup Ong Hok Liong masihlah sulit karena produk awal rokoknya yang diberi merek Burung, Kendang, Klabang, Turki dan Jeruk Manis kurang laku di pasaran. Kesulitan ini semakin parah sekitar tahun 1935, karena ekonomi dunia dilanda krisis yang dikenal dengan malaise.

Kondisi ini membawa Ong Hok Liong melakukan “tirakat” di Gunung Kawi dengan beriziarah ke makam keramat Mbah Djunggo dan dilanjutkan dengan bersemedi. Di saat melakukan semedi yang cukup panjang ini, konon Ong Hok Liong melihat banyak penjual bentoel atau talas berbondong-bondong lewat. Kejadian ini lalu dikonsultasikan kepada penjaga makam keramat tersebut, dan Ong Hok Liong dianjurkan untuk menggunakan merek Bentoel sepulang dari Gunung Kawi. Ong Hok Liong mulai mengubah semua kemasan rokok Jeruk Manis menjadi rokok Bentoel sesampainya di Malang usai melakukan semedi tersebut. Bentoel, akhirnya berkembang pesat. Pasar makin melebar, kebutuhan akan produksi rokok makin tinggi. Ong Hok Liong memerlukan tempat lebih luas lagi untuk menambah kapasitas produksi rokoknya. Dia melirik halaman belakang tempat tumbuhnya pepohonan, mulai jambu sampai mangga. Ia menebang semuanya, kecuali pohon belimbing dan sawo.

Di bawah pimpinan Benson Salim dan Samsi, Hien An Kongsie berubah dari bisnis rokok rumahan menjadi industri berbentuk pabrik yang kemudian bernama PT. Perusahaan Rokok Tjap Bentoel. Aktivitas produksinya semakin meningkat dari waktu ke waktu, seiring makin menguatnya kepak sayap bisnis pemasaran. Tidak hanya di Kota Malang saja, tapi sudah merambah ke berbagai kota lainnya.

Semakin berkembang dan majunya industri rokoknya, membawa konsekuensi bagi keluarga Ong Hok Liong. Keluarga Ong Hok Liong tak pelak lagi menjadi salah satu pemuka masyarakat, yang tak jarang diajak serta oleh pemerintah setempat untuk berembuk merencanakan perkembangan kota. Walikota Marwoso, misalkan, pernah mengajak Ong Hok Liong untuk merenovasi sebuah rumah eks peninggalan Belanda demi keindahan tata letak kota. Ong Hok Liong setuju, termasuk menempati rumah tersebut. Sedangkan, rumahnya yang berada di Jalan Wiromargo ditempati keponakan-keponakannya dari Bojonegoro.

Pada akhir dasawarsa 1970-an adalah era pertumbuhan dan ekspansi Bentoel. Kebutuhan akan lahan perkantoran semakin tak terelakkan. Direksi Bentoel akhirnya sampai pada keputusan untuk membangun gedung bertingkat di Jalan Wiromargo. Mereka akan menggunakannya untuk sarana perkantoran. Secara teoritis, pembangunan ini bisa menggusur rumah kenangan itu. Tapi mereka rupanya masih ingat wasiat Ong Hok Liong, yang meninggal pada 1967, untuk tidak melenyapkan rumah itu.

Langkah bijaksana diambil. Mereka memugar rumah itu di sela-sela pendirian gedung perkantoran. Skenario pembangunan berjalan mulus, hingga rumah tersebut tetap berdiri utuh, lengkap dengan pohon belimbingnya yang rindang itu. Gaya arsitekturnya pun tak mengalami perubahan. Masih seperti dulu, mirip rumah kuno orang Tionghoa awal abad ke-20.

Pemugaran hanya mengubah tata letaknya saja. Dulu bangunan tersebut terletak persis di garis pinggir jalan, kini didorong ke belakang hingga berjarak sekitar delapan meter dari badan jalan untuk mengantisipasi jika ada pelebaran ruas jalan.

Setelah pemugaran usai, tak seorang pun tinggal di sana. Juga para buruh yang melinting rokok. Riwayat rumah sebagai tempat tinggal dan pabrik memang telah berakhir. Ia telah mendapat identitas baru sebagai penghubung ingatan ke masa lalu melalui pendirian Museum Sejarah Bentoel. Sedangkan, perusahaan dan kantor Bentoel sekarang berada di Karanglo, Malang.
Pada tahun 2000, PT. Perusahan Rokok Tjap Bentoel berubah nama menjadi PT. Bentoel Internasional Investama Tbk yang dipimpin oleh PT. Rajawali Corporation. Lalu, pada tahun 2010 PT. Bentoel Internasional Investama Tbk merger dengan PT. BAT Indonesia Tbk dengan mengusung nama Bentoel Group.

Hilangnya kepemilikan dari keluarga Ong Hok Liong disebabkan tiadanya pewaris perusahaan tersebut karena kedua anaknya tidak mempunyai minat dalam industri rokok. Mariani, putri sulungnya tak mau ikut campur dalam manajemen perusahaan meski suaminya pernah menjadi wakil direktur dalam perusahaan milik ayahnya tersebut, dan Rudy Ong, putra bungsunya memilih menetap di Amerika Serikat hingga akhir hayatnya.

Dari cerita itu dengan sangat jelas diceritakan Ong Hok Liong tidak mendapatkan uang yang tiba-tiba muncul atau jatuh dari langit akan tetapi lewat usaha.

Lalu ada yang bilang dalam prosesnya pesugihan adalah bentuk kerjasama perjanjian antara manusia sebagai pelaku pesugihan dengan makhluk gaib/jin/siluman. Sebenarnya pesugihan ini tidaklah gratis melainkan memerlukan tumbal atau korban kepada pihak makhluk gaib sebagai pengganti atau barter untuk kekayaan dengan mengorbankan orang lain untuk di jadikan korban tumbal pesugihannya.

Ternyata hal tersebut juga tidak benar pada kenyataannya Ong Hok Liong tidak menumbalkan orang lain.

Lalu ada yang bilang lagi sang pelaku pesugihan telah meninggal dunia hasil kekayaan dari hasil pesugihan juga akan lenyap jika tidak ada yang meneruskan atau mewarisi pesugihan tersebut. Pada kenyataannya Ong Hok Liong sampai meninggal masih kaya raya bahkan anak dan cucunya mewarisi kekayaan dan keluarga mereka makin kaya.

Lalu ada cerita Liem Sioe Liong konglomerat atas Kepemilikan Salim Group meliputi Indofood, Indomobil, Indocement, Indosiar, BCA, Indomaret, Indomarco, PT Mega, Bank Windu Kencana, PT Hanurata, dan PT Waringin Kencana dan lain-lain. Ia sering berziarah ke Gunung Kawi untuk berkonsultasi perihal bisnisnya. Bahkan, kepercayaannya akan fengsui menyebabkan dirinya enggan mengubah rumah tuanya di Kudus agar peruntungannya tidak berubah.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Liem Sioe Liong dan Soeharto, di Antara Uang dan Kekuasaan...", https://edukasi.kompas.com/read/2016/04/22/12420081/liem.sioe.liong.dan.soeharto.di.antara.uang.dan.kekuasaan..

Sekali lagi disini ternyata tidak sepenuhnya benar kalau Pesugihan berkonotasi negatif apalagi mengorbankan jiwa manusia. Jadi Sebenarnya Pesugihan adalah bentuk tata cara Ritual Supranatural untuk menuju kekayaan dengan lebih cepat. Terlepas ada juga pesugihan yang negatif seperti piara tuyul,nikah dengan jin, babi ngepet dll, hal tersebut tidak perlu kita ikuti dan tidak akan saya ajarkan walaupun saya tau caranya.

Lalu apakah benar cara untuk kaya hanya dengan Ritual Pesugihan? bagaimana caranya bisa kaya dengan cepat dengan memakai Ritual Supranatural? akan saya beritahukan hal tersebut nanti.

Namun apakah ada cara kaya raya tanpa melakukan Pesugihan yang harus datang ketempat keramat yang menyeramkan? apakah sebenarnya yang membuat orang kaya itu adalah Pesugihan? ternyata tidak ada beberapa faktor Supranatural yang membuat orang bisa kaya raya.

Ternyata hal tersebut ada rahasia, ia betul Rahasia Supranatural dalam bisnis dan kekayaan yang akan saya bahas satu-persatu dalam kesempatan nanti.

Terima Kasih.

0 comments:

Post a Comment