Puncak Gunung Mahawu menurut ajaran Leluhur Minahasa gunung adalah tempat turunnya Para Malaikat.
Sejarah dibagi atas 2 jenis:
1. Sejarah Versi Buku: Dapat ditambahkan dan dikurangai berdasarkan Analisa dan Pemikiran Sang "Penulis"
2. Sejarah Alam Sulit ditambahkan atau dikurangi karena tulisannya menggunakan huruf Aksara Tana Malesung baik yang terdapat di Wale Watu, Goa Watu, Watu Tomotowa, Watu Kadera, dll.
Dan hal yang paling penting Rahasia Kekuatan Tuur In Tana tidak pernah diekspos dan dipublikasikan secara lengkap. Saya sendiri hanya berani bercerita yang bukan rahasia dimana pengetahuan ini memang sudah di catat oleh Spanyol, Portugis, terakhir Belanda dan sekutu yang disimpan sebagian dalam Gereja. Namun pengetahuan ini karena belum banyak orang Torang yang mengetahui maka saya ceritakan dan publikasikan di Internet agar bukan hanya menjadi catatan Rahasia bangsa asing atau simpanan rahasia organisasi keagamaan.
Pada jaman dahulu kala ditugaskan para Malaikat oleh Amang Kasaruan untuk mengamati/mengawasi Bumi. Amang Kasuruan adalah Tuhan pencipta bumi yang bertahta di Surga, berkuasa atas bumi sehingga disebut Kasuruan Wangko untuk berhubungan dengan dia manusia saat itu hanya bisa lewat para Walian, sehingga Dia disebut pemimpin para Walian disebutlah Dia Opo Walian Wangko.
Opo disini adalah panggilan akrab para manusia dahulu kepada penciptanya, seperti sekarang umat Kristen memanggil bapak kepada penciptanya. Opo sendiri adalah sebutan untuk kakek leluhur Minahasa untuk nenek disebut dengan Apo. Sehingga kita sering mendengar Opo-Apo karena lebih sering kepada sosok maskulin(kakek) maka penyebutan menjadi Opo-opo ketika untuk mengormati leluhur. Namun ketika masuknya agama barat maka sebutan Opo-opo dianggap sesat karena meminta kekuatan pengetahuan diluar sebutan bahasa dalam agama mereka sehingga Opo-opo sudah memiliki arti lain dari makna sebenarnya.
Manusia dahulu memanggil Amang Kasuruan dengan sebutan akrab Opo Wananatase, Opo yang ada diatas, leluhur para leluhur pencipta langit dan bumi para leluhur. Sehingga ada pula yang menyebut Opo Empung yang berarti maha besar.