Pemerintahan purba dinamakan Makarua Siouw (2X9), dan nama-nama 18 leluhur kelompok
- MANDEI, seorang prajurit petani dengan istrinya rawenbene serta anak lelakinya adalah PORONG PUREKET, LINEMOUW UMBENE, NGIRI NGIRIAN, KASO’ON, dan RORONG KERE ; pergi menetap di Lomparen
- PINONTOAN adalah prajurit petani pandai besi dengan istrinya KATI AMBILINGAN, dan anak lelaki, RARANG PONGAYOW, TUMUNDO, WORANG WATA, TU’AH dan anak perempuan WARANGKIRAN dan WINURONTON, mereka menuju kaki gunung lokon.
- RUMENGAN, seorang prajurit petani pandai besi. Istrinya katiwey, serta anak laki laki TOTOKAI, WALASENDOW, MASININDENG, SININDENGAN, anak perempuannya, KOURENSIA bersuami PANGERAPAN dari tg.Pulisan mereka menetap di Mahawu.
- MANARANGSANG, seorang ahli bertani pemimpin upacara persembahan kurban ; istrinya bernama WINENE’AN mempunyai 11 anak.
- KUMIWEL, seorang pria berperangai pemarah, dukun obat penyakit : istrinya bernama PAI’IZANGEN, beranak lelaki MENANAKUL, MAMISAN dan MENGANGALUK ; pergi menetap di Kurangan dekat Tula’u Sarongsong
- LOLOLING banyak akal, ahli ramuan tanaman. Loling (artinya telinga babi); istrinya bernama RINEROTAN, anak lelakinya bernama LOKON WOROTIKAN, dan anak perempuan bernama INAMUZAN dan TUMAMIEY ; pergi menetap di wilayah Muung, Tomohon
- MAKALIWEY, juga di sebut dewa pohon enau; keluarganya pergi ke wilayah yang sekarang bernama mangondouw dan turunannya SUAWA pergi di suatu tempat yang bernama gorontalo
- MANGALU’UN (Kalu’un artinya upacara tarian Sembilan orang gadis), Tukang kayu ahli membuat perahu, juga di sebut PANDEI LONDEI; istrinya bernama PINU’PURAN, anak lelakinya RAWUNG PONTOH dan MANIKOLOR, pergi menetap di tewasen amurang.
- MANAMBEKA (dewa angin utara), pemimpin upacara membuat api unggun dengan kayu bakar sembeka, kayu bakar di tepi pantai; istrinya bernama WINENE’AN, beranak MANGANGIRON, menuju pantai utara minahasa Likupang sampai P.Siauw.
- MANAMBEANG (dewa angin timur) ke pantai timur minahasa
- MANAWA’ANG (dewa angin selatan) menuju selatan gunung wulur mahatus. Tawaang adalah pohon tanda batas tanda wilayah; anak dan istri tidak diketahui
- MANALEA (dewa angin barat) menuju pantai Barat Minahasa dan menetap di Tanawangko, anak dan istri tidak diketahui
- TOTOKAI, sebagai panglima perang seluruh jasirah Minahasa. Hanya dia yang boleh menggunakan hiasan daun-daunan seperti tawaang, ririndeng, werot, dana sarayar dibadannya; istrinya bernama TOMBARIAN, anak lelakinya PORONG SULING, SUMANTI, dan PORONG TOTOKAI; keluarga ini berkedudukan di Senduk Tanawangko.
- TINGKULENDENG, ahli bunyi bunyian, seperti mendengar arti bunyi burung, ahli bangunan kayu, dewa music kolintang kayu, beristri WOWORIEY, anak lelakinya SOKO, TUMEWANG TUMEWAS, TUMERUNG dan PANGKEY. Keluarga ini menetap di Woloan di kaki G.Lokon
- Soputan, berperangai galak, ahli pandai besi. Istrinya bernama PARIWUAN, anak lelakinya semua pandai besi, yakni LUMA’AK WATU, MENGKU ENGKU, RUMIKELUNG, TUMONGKO RERIS, LUMENGDENG WATU, WATU LUMAYAS, dan TUPA’LANGIT ; anak perempuannya KAWERUAN dan KATIMBAWAN ; mereka menuju ke gunung yang kemudian di namakan SOPUTAN.
- MAKAWALANG, ahli berburu babi hutan dan sapi hutan (anoa). Namanya berasal dari kata Kewal (artinya rotan) ; istrinya bernama TARETINIMBANG, anak lelakinya bernama KAPU’NA WURI dan KAPUNA PUNTI, anak perempuannya SALAMERO dan TOULAHUNUI. Keluarga ini memilih tempat tinggal di dalam sebuah Gua di kaki Gunung Mahawu
- WINAWATAN, suka memimpin peperangan ; istrinya bernama MANGINDANAUWAN, anak lelakinya semua prajurit perang : DAKIAN, SUMANTI, TINURAS, MANEMBIR, dan TONDEIWARONGAN, keluarga ini memilih tinggal di Paniki
- KUMAMBONG, pemimpin upacara agama purba yang suka mengembara ke pulau-pulau Nusa Utara. Mempunyai dua orang istri yakni MONGILAUWAN dan INAWATAN; anak lelaki dari INAWATAN bernama ROYOR dan RO’OR ; bertempat tinggal di pantai Tondano sekitar atep, kapataran.
1 comments:
Bro, segera dilanjut dengan makatelu pitu dong ..
Post a Comment